Musholla Kayu Minimalis, Ramah Lingkungan dan Kokoh

Kayu merupakan salah satu material yang bisa digunakan untuk membuat berbagai jenis bangunan. Adapun salah satunya yaitu musholla minimalis. Musholla kayu minimalis memiliki desain estetik dan mampu menjalankan fungsinya secara optimal.

Musholla Kayu Minimalis Berkualitas

Mushollah Kayu
Mushollah Kayu

Anda tentu sudah tahu apa itu musholla bukan? Musholla merupakan salah satu tempat ibadah bagi umat muslim. Di musholla tersebut, umat muslim menggunakannya untuk melakukan berbagai kegiatan islami.

Kegiatan keagamaan tersebut tak hanya sekedar menjalankan ibadah sholat saja, melainkan juga tadarus Al-Qur'an, pengajian, TPA, dan lain sebagainya. Pada dasarnya, musholla berbeda dengan masjid. Bisa kita bilang bahwa musholla itu masjid dalam versi mini.

Dalam membuat musholla, Anda jangan sembarangan saat memilih material. Supaya musholla berfungsi secara maksimal, tentu Anda harus menggunakan material yang berkualitas atau memiliki mutu baik. Begitupun saat menggunakan kayu.

Sebagai pilihan terbaik, Anda bisa menggunakan kayu dengan jenis meranti merah dan seru. Nantinya kayu meranti merah dan seru dirakit lantas didesain sedemikian rupa hingga menjadi musholla. Kombinasi kedua jenis kayu tersebut mampu menciptakan musholla kayu minimalis yang kokoh dan estetik.

Penggunaan Kayu Meranti Merah

Kayu meranti merah merupakan salah satu jenis material yang cocok digunakan untuk membuat musholla. Dalam pemanfaatannya, kayu meranti merah ini bisa Anda gunakan untuk membentuk komponen dinding, daun pintu, jendela, plafon, railing tangga, dan renda pagar.

Untuk perihal plafon, pada dasarnya Anda tak hanya bisa memanfaatkan kayu meranti merah saja, melainkan juga bahan lain. Adapun bahan-bahan yang dimaksud yaitu PVC. Tiap jenis bahan tersebut mampu membuat musholla terlihat memanjakan mata dan kuat.

Penggunaan Kayu Seru

Jenis kayu ini juga terkenal dengan sebutan kayu puspa. Dalam penggunaannya, kayu seru bisa Anda manfaatkan untuk menciptakan komponen gelagar utama dan gelagar bantu. Tak hanya itu, kayu seru ini juga bisa Anda gunakan untuk membuat lantai, list plang, dan tiang. 

Baik itu tiang penyangga, tiang atap, maupun tiang rumah. Tak berhenti di situ saja, kayu seru juga bisa Anda pakai untuk membuat kasau atau yang biasa terkenal dengan sebutan usuk, reng, dan kusen musholla kayu minimalis.

 Kelebihan Musholla Kayu

Musholla yang dibuat dengan menggunakan material kayu terbukti memiliki banyak kelebihan yang menguntungkan dan bermanfaat bagi penggunanya. Pada dasarnya, hal tersebut sama halnya dengan kelebihan rumah kayu maupun bangunan lainnya. Adapun beberapa kelebihan yaitu:

Ketahanan Lebih Baik

Salah satu kelebihan rumah kayu yaitu memiliki ketahanan yang lebih baik. Hal tersebut pun sudah dibuktikan sejak zaman dulu. Anda tentu pernah melihat atau bahkan tinggal di rumah nenek maupun saudara yang menggunakan material kayu bukan?

Rumah tersebut terbilang awet dan mampu berdiri kokoh dalam jangka waktu panjang. Apabila terdapat kerusakan, perbaikan maupun penggantian komponen kayunya bisa dilakukan secara mudah. Ketahanannya akan lebih baik apabila diimbangi dengan segi perawatan yang tepat.

Hemat Energi

Kelebihan lainnya dari musholla minimalis ataupun rumah yang menggunakan bahan kayu yaitu hemat energi. Mengapa demikian? Hal ini karena kayu berperan penting sebagai bahan insulator alami. Dengan demikian, bahan tersebut bisa memerangkap udara panas maupun dingin yang ada di dalam rumah.

Karena kemampuan tersebut, saat hawa udara sedang dingin, rumah bisa terasa hangat. Begitupun sebaliknya. Alhasil, Anda tak perlu menghidupkan AC ataupun kipas angin untuk menjaga suhu di dalam rumah.

Ramah Lingkungan

Sudah bukan rahasia lagi apabila kayu terbukti ramah lingkungan daripada material bangunan yang lainnya. Alasan pertama yaitu kayu termasuk bahan dasar yang bersifat alami. Kayu ini mudah didaur ulang tanpa membuat pencemaran lingkungan.

Alasan berikutnya, kayu memiliki struktur yang mampu menyerap sekaligus menyimpan karbondioksida. Gas karbon dioksida tersebut ada di lingkungan sekitar musholla kayu. Karena gas karbondioksida terserap secara sempurna, maka tak menimbulkan polusi maupun pencemaran udara.

 Hal tersebut memungkinkan hawa udara terasa lebih menyegarkan. Secara otomatis, penggunaan kayu pada musholla minimalis juga mampu menyehatkan karena hawa udara yang segar tak akan mengganggu saluran pernapasan.

Hemat Waktu dan Tenaga

Kelebihan musholla maupun rumah berbahan kayu berikutnya yaitu bisa lebih hemat waktu dan tenaga. Saat membuat bangunan dengan bahan kayu, Anda tak perlu melewati proses yang panjang. Hal ini karena tahapannya sederhana.

Lain halnya jika Anda menggunakan material lain seperti tembok untuk membangun musholla ataupun rumah. Anda harus menyiapkan waktu dan tenaga lebih dalam membangunnya. Pasalnya, pembangunannya melewati serangkaian proses yang terbilang rumit.

Proses tersebut mulai dari pondasi, mengayak pasir, membuat adonan semen, menyusun batu bata, mengaci, mengecor, dan masih banyak lagi. Dalam proses pengerjaan juga harus hati-hati supaya tidak membuat materialnya mubazir dan kurang fungsional.

Memiliki Nilai Estetika

Desain juga menjadi salah satu kelebihan rumah ataupun musholla minimalis dari bahan kayu. Hal ini karena kayu mampu menambah nilai estetika pada bangunan tersebut. Perlu untuk Anda sadari bahwa kayu mempunyai bentuk maupun motif yang berbeda-beda.

Karena motif maupun bentuknya tak sama persis, maka juga bisa menambah keunikan, daya tarik, sekaligus kekhasan bangunan Anda. Tampilan bangunan terlihat semakin menarik karena kayu memiliki warna dan bau yang bervariasi.

Ringan

Apabila Anda bandingkan dengan material bangunan yang lain, bahan kayu terbilang ringan. Karena sifatnya yang ringan, kayu bisa dengan mudah Anda pasang saat membuat musholla. Tak berhenti disitu saja, karena sifatnya yang ringan juga memungkinkannya mudah Anda pindahkan ke mana saja.

Walau ringan, namun kayu memiliki daya tahan yang kuat. Kualitasnya juga tak main-main sehingga musholla dengan bahan tersebut pastinya awet dalam jangka panjang. Karenanya, kayu tak hanya digunakan untuk membuat musholla maupun rumah saja, melainkan juga bangunan lainnya.

Bangunan tersebut mulai dari aula olahraga, penginapan, rumah makan, dan masih banyak lagi. Pengaplikasian kayu ini pun tak hanya seputar atap maupun dinding saja, melainkan juga lantai.

Perawatan Mudah

Semua jenis bangunan membutuhkan perawatan yang baik agar tetap fungsional. Begitu pula untuk musholla minimalis yang dibuat dari material kayu. Untuk merawatnya pun terbilang mudah dan sederhana.

Adapun salah satu cara perawatan musholla dengan material kayu yaitu rutin membersihkannya. Anda cukup membersihkannya dari debu maupun kotoran yang berserakan dengan cara menyapunya. Bisa pula mengelapnya, namun pastikan untuk melakukannya sampai tuntas.

Jangan sampai ada noda ataupun kotoran yang terlewatkan karena bisa menumpuk sehingga merusak pemandangan. Apabila Anda bandingkan dengan musholla yang dibuat dari material lain, tentu saja perawatan musholla kayu jauh lebih mudah.

Dari review di atas, Anda bisa mengenal lebih dekat musholla kayu minimalis. Selain itu, Anda juga bisa tahu apa saja kelebihan rumah atau musholla kayu. Setelah mengetahuinya secara lebih detail, Anda pasti tertarik untuk memiliki bangunan yang menggunakan bahan dasar kayu bukan?

Galeri Rumah Kayu, Rumah Lumbung hingga Cottage Rumah Kayu

Galeri Rumah Kayu

Rumah kayu merupakan salah satu jenis hunian yang saat ini masih menjadi trend. Bila Anda bandingkan dengan jenis rumah lainnya, rumah kayu memiliki sejumlah kelebihan. Mulai dari kebutuhan anggaran yang lebih ekonomis, nilai estetik, ramah lingkungan, kuat dan kokoh, hingga tampilannya yang unik. Menariknya lagi, ada banyak galeri rumah kayu yang bisa Anda jadikan inspirasi.

Galeri Rumah Kayu untuk Inspirasi Hunian Anda

Rumah kayu merupakan jenis rumah atau hunian yang terbuat dari berbagai material kayu. Rumah kayu seringkali dijadikan alternatif hunian oleh sebagian orang.

Tak hanya karena harganya yang relatif murah, akan tetapi juga lebih ekologis. Rumah kayu paling banyak Anda temukan di pedesaan.

Namun, orang-orang yang tinggal di daerah perkotaan juga menggunakan rumah kayu sebagai tempat tinggal. Selain itu, rumah kayu banyak dipilih karena pembangunannya yang mudah.


Bahkan, denah rumah kayu cukup sederhana, sehingga mudah untuk Anda tiru dan terapkan. Sebagai sumber referensi dan inspirasi Anda sebelum memutuskan untuk membangun rumah kayu, berikut ini beberapa galeri yang bisa Anda jadikan pertimbangan.


1. Rumah Lumbung – Solok Padang

Rumah Lumbung

Rumah Lumbung – Solok Padang merupakan salah satu rumah kayu yang bisa Anda tinggali. Selain itu, rumah kayu ini bisa memakai kayu Meranti Merah serta kayu Seru sebagai bahannya.
Kedua bahan tersebut, kemudian dikombinasikan lalu dirakit menjadi beberapa komponen penting. Dengan begitu, Rumah Lumbung – Solok Padang bisa berdiri secara sempurna.

Kayu Meranti Merah ini bisa Anda gunakan untuk komponen seperti plafon, dinding, daun pintu, jendela, renda pagar, hingga railing tangga. Sedangkan untuk kayu Seru maupun Kayu Puspa, bisa Anda gunakan untuk komponen lantai, gelagar utama, gelagar bantu, tiang penyangga, tiang rumah, tiang atap, kusen, kaso (usuk), reng, hingga list plang.

Denah rumah kayu ini memiliki ukuran lahan 4 meter (luas) dan 6 meter (panjang). Sementara itu, luas bangunan idealnya 24 meter persegi.

Rumah kayu ini multifungsi, Anda bisa memanfaatkannya sebagai saung, villa, atau cottage. Soal ukuran rumah kayu ini, bisa Anda sesuaikan dengan kebutuhan maupun budget.


2. Bungalow

Galeri rumah kayu selanjutnya yakni Bungalow. Bungalow merupakan inspirasi rumah kayu yang berukuran mungil.
Bagi Anda yang memiliki impian untuk membangun rumah kayu modern minimalis, Bungalow adalah jawabannya. Umumnya, rumah kayu ini jarang dijadikan tempat tinggal.

Orang-orang lebih sering menggunakannya sebagai tempat istirahat saja. Anda juga jarang menemukannya di pemukiman penduduk.
Rumah kayu ini justru banyak Anda jumpai di daerah tempat wisata. Untuk ukurannya sendiri, sangat bervariatif.

Biasanya, rumah ini dibangun dengan ukuran 6 x 4 dengan dua lantai dan dua kamar tidur. Total luas rumah ini kurang lebih 48 meter persegi.


3. Rumah Kayu Segitiga 1 Lantai

Rumah kayu segitiga merupakan salah satu rumah kayu yang tak kalah menarik untuk Anda miliki. Selain itu, rumah ini bisa Anda buat dengan berbagai macam jenis kayu sesuai kebutuhan.

Rumah ini bisa Anda buat dengan mengkombinasikan kayu Meranti Merah dan Kayu Seru atau Kayu Puspa. Kayu-kayu ini akan dimanfaatkan untuk pembuatan berbagai macam komponen rumah.

Misalnya saja, untuk bagian dinding, daun pintu, plafon, jendela, renda pagar, hingga railing tangga, bisa menggunakan kayu Meranti Merah. Sedangkan untuk komponen lainnya seperti lantai, tiang rumah, tiang penyangga, tiang atap, dan komponen lainnya, bisa menggunakan kayu seru.

Rumah kayu segitiga ini merupakan konsep rumah kayu minimalis dengan satu lantai. Rumah kayu ini bisa Anda gunakan untuk berbagai macam keperluan, mulai dari villa, saung, hingga cottage.

Denah rumah kayu ini memiliki ukuran 5 x 6 meter atau tipe 30 meter. Sedangkan untuk total luas bangunan kurang lebih 30 meter persegi

Anda bisa menjadikan rumah kayu segitiga ini sebagai tempat istirahat. Anda bisa menempatkan rumah ini disamping atau bersebelahan dengan rumah utama.

Bagi Anda yang memiliki bisnis tempat wisata atau penginapan, rumah segitiga satu lantai bisa menjadi salah satu rekomendasinya.


4. Rumah Panggung Woloan

Galeri rumah kayu yang tak boleh Anda lewatkan yakni rumah panggung Woloan. Sesuai dengan namanya, rumah kayu ini memiliki model panggung.

Model panggung ini lengkap dengan desain tangga depan. Untuk ukuran tangganya sendiri mencapai tiga meter, sehingga banyak orang yang menyukainya.

Anda juga bisa membangun rumah panggung Woloan ini dengan dua tangga depan dan satu tangga belakang. Namun, desain rumah kayu minimalis semakin banyak diburu.

Sehingga, desain rumah panggung Woloan yang paling populer yakni dengan menggunakan satu tangga saja pada bagian depan rumah. Rumah kayu ini memiliki konstruksi yang kuat, sehingga aman dan nyaman ketika Anda tempati.

Selain itu, material rumah kayu ini menggunakan kayu Besi Aliwowos pada bagian rangka utamanya. Sedangkan untuk material papan lantai, plafon, dan lembar serinya menggunakan kayu Nyatoh.


5. Rumah Segitiga 2 Lantai

Jika sebelumnya rumah segitiga satu lantai, Anda juga bisa membuatnya menjadi lebih besar dengan rumah segitiga dua lantai. Rumah segitiga dua lantai ini memiliki ukuran 5 x 8 meter.

Denah rumah kayu ini memiliki luas lantai bawah 40 meter persegi. Sedangkan lantai atasnya mencapai 28.8 meter persegi.

Rumah kayu ini dapat Anda fungsikan sebagai rumah hunian minimalis ataupun villa untuk menginap saat menghabiskan waktu liburan bersama keluarga. Rumah ini terbuat dari berbagai macam material kayu.

Anda bisa menggunakan kayu Meranti Merah dan Kayu Seru atau Puspa. Kedua material kayu tersebut dirangkai untuk melengkapi berbagai macam komponen rumah yang penting.

Misalnya saja, untuk komponen dinding, daun pintu, jendela, renda pagar, hingga railing tangga, bisa menggunakan kayu Meranti Merah. Kayu Seru atau kayu Puspa bisa Anda manfaatkan untuk membuat komponen seperti lantai, list plang, kusen, kaso, reng, tiang penyangga, tiang rumah, tiang atap, gelagar utama, hingga gelagar bantu.


6. Cottage Rumah Kayu

Galeri rumah kayu selanjutnya yakni cottage rumah kayu. Cottage rumah kayu merupakan jenis hunian yang ramah lingkungan.

Memiliki ukuran yang mungil dan sederhana, sehingga cocok untuk Anda yang ingin menempati hunian minimalis. Umumnya, rumah kayu ini dibangun pada daerah-daerah strategis tempat wisata.

Cottage rumah kayu memiliki model rumah panggung. Selain itu, Anda juga bisa membangunnya dengan desain pendek dan kamar yang cukup untuk menampung setidaknya empat sampai delapan orang.

Karena memiliki model panggung, cottage rumah kayu ini bisa dilengkapi dengan satu tangga pada bagian depannya. Kemudian pada teras samping kanan dan kiri diberi tambahan pagar. 

Hal ini untuk menambah kesan estetik dan kenyamanannya. Itulah tadi galeri rumah kayu yang bisa Anda jadikan referensi dan inspirasi. Untuk ukuran denah rumah kayu tersebut, bisa disesuaikan dengan lahan yang Anda miliki. Melalui informasi ini, kini Anda bisa segera merancang dan membangun rumah kayu impian bersama keluarga tercinta. Jangan lupa untuk membuat perencanaan yang matang supaya pembangunan rumah berjalan dengan lancar.

Harga Rumah Kayu dan 3 Faktor yang Mempengaruhinya

Di era yang serba canggih seperti sekarang ini, rumah kayu masih menjadi primadona. Apalagi, bila Anda bandingkan dengan jenis rumah lainnya, harga rumah kayu terbilang lebih murah dan terjangkau.

Rumah kayu
Sesuai dengan namanya, rumah kayu merupakan rumah yang terbuat dari berbagai material kayu. Bagi sebagian orang, rumah kayu dijadikan alternatif karena dinilai lebih ekologis dan ekonomis. Terutama jika Anda bandingkan dengan rumah yang terbuat dari material lainnya seperti beton tradisional atau batu bata.

Umumnya, rumah kayu digunakan oleh orang-orang pedesaan. Akan tetapi, saat ini orang-orang yang tinggal di perkotaan, juga menggunakan jenis rumah ini.

Bahkan, rumah kayu knock down masih menjadi trend hunian masa kini yang dipadukan dengan konsep modern minimalis. Hal ini tentu saja semakin menambah nilai dan fungsinya.

Harga Rumah Kayu Murah

Bila Anda bandingkan dengan jenis rumah lainnya, rumah yang terbuat dari material kayu memiliki sejumlah kelebihan. Salah satunya, proses pembangunannya yang sangat mudah. Pasalnya, kayu merupakan material yang mudah diproses. Anda bisa memilih sendiri berbagai pelapis eksterior maupun interiornya.

Selain itu, kayu juga bisa ditutupi dengan berbagai macam bahan prafabrikasi. Konsep semacam ini dapat membuat desain rumah kayu menjadi lebih modern.

Kemudian, rumah kayu memiliki ketahanan yang sangat baik. Bahkan, rumah kayu memiliki ketahanan terhadap gempa dengan intensitas tinggi di atas delapan skala richter.

Itu artinya, rumah kayu merupakan hunian yang aman karena menggunakan bahan lebih elastis. Rumah kayu juga memberikan kenyamanan secara maksimal.

Sebab, dapat menjaga udara dalam rumah tetap dalam kondisi normal. Jenis rumah ini tidak memiliki masalah yang berkaitan dengan kelembaban karena kisaran suhunya selalu konstan. Menariknya lagi, rumah kayu juga cenderung lebih sehat, sehingga cocok untuk orang-orang yang memiliki masalah pada sistem pernapasan seperti asma atau alergi debu.

Membangun rumah kayu dapat menghemat anggaran Anda hingga 40% dibandingkan dengan material lainnya seperti beton dan bata. Rumah kayu murah ini, tentunya sangat cocok bagi Anda yang ingin membangun rumah tetapi memiliki budget terbatas.

Namun, harga rumah kayu cukup bervariasi. Hal ini karena berbagai macam faktor yang mempengaruhi harganya. Jika Anda tertarik untuk memiliki rumah kayu, mari simak pemaparan selengkapnya berikut ini.

Jenis Kayu

Faktor utama yang mempengaruhi harganya yakni jenis kayu yang digunakan. Sejatinya, hampir semua jenis kayu bisa Anda gunakan untuk membangun rumah. Namun, harga kayu gelondongan berbeda-beda. Hal ini sangat berkaitan dengan kualitas dari kayu tersebut.

Semakin baik kualitasnya, tentunya harga akan semakin mahal dan begitu pula sebaliknya. Akan tetapi, Anda tidak perlu khawatir, karena saat ini sudah banyak produsen yang menawarkan rumah kayu murah dengan kualitas bagus.

Supaya Anda bisa memperkirakan sendiri harganya, berikut ini adalah beberapa kayu yang banyak digunakan untuk membuat rumah.

1. Rumah Kayu Jati

Sudah tidak dapat kita pungkiri, kayu jati merupakan jenis kayu yang kuat, bagus, dan kokoh. Bahkan, kayu jati mendapatkan julukan sebagai rajanya kayu.

Kayu jati memiliki nilai jual yang sangat bersaing. Banyak pengrajin dan produsen yang memilih kayu jati untuk bahan baku pembuatan rumah atau furniture.

Alasan orang-orang lebih suka menggunakan kayu jati untuk membuat rumah panggung karena memiliki ketahanan yang sangat baik. Kayu jati tahan terhadap air dan rayap, karena memiliki kandungan minyak alami yang tinggi.

Tak hanya itu saja, kayu jati juga memiliki jumlah serat yang banyak. Selain bernilai estetik, rumah kayu jati lebih awet dan tahan lama.

2. Rumah Kayu Kelapa

Kayu kelapa juga dapat Anda gunakan untuk bahan pembuatan rumah. Pemanfaatan kayu kelapa ini sudah dilakukan sejak zaman dulu.

Daripada rumah, kayu kelapa lebih banyak orang-orang gunakan untuk membangun gazebo. Kayu kelapa memiliki karakteristik yang kuat dan keras.

Umumnya, hanya pada bagian pinggirnya saja yang digunakan. Sedangkan bagian tengahnya jarang dimanfaatkan, karena empuk dan kurang kuat. Jika terkena air secara terus menerus bisa lapuk. Itulah mengapa, penggunaan kayu kelapa untuk rumah kayu hanya pada bagian tertentu saja.

3. Rumah Kayu Nyatoh

Kayu nyatoh merupakan salah satu jenis kayu yang memiliki tingkat ketahanan dan keawetan yang baik. Tak heran, jika kayu ini dijadikan sebagai bahan pembuatan rumah.

Bila Anda bandingkan dengan kayu jati, kayu nyatoh memiliki serat yang lurus dengan motif sederhana. Umumnya, penggunaan kayu nyatoh ini dikombinasikan dengan kayu besi.

Kayu besi tersebut berfungsi sebagai rangka konstruksi. Sedangkan kayu nyatoh digunakan untuk membuat panel dinding, jendela, dan pintu.

Selain ketiga jenis kayu tersebut, terdapat jenis kayu lainnya yang juga sering digunakan, seperti kayu mangga, kayu kamper, kayu bangkirai, kayu meranti merah, hingga kayu merbau.

Desain Rumah

Harga rumah kayu juga dipengaruhi oleh desain interior maupun eksteriornya. Ada banyak desain kayu yang bisa Anda jumpai. Mulai dari desain rumah yang sederhana, pasaran, desain rumit, desain minimalis, modern, dan desain rumah lainnya. Setiap desain rumah memiliki harga yang berbeda-beda.

Selain itu, harganya juga berkaitan dengan proses pengerjaannya. Jika bahan baku yang digunakan lebih banyak dan proses pengerjaannya terbilang lama, maka sudah pasti harga jualnya semakin mahal.

Namun akhir-akhir ini, desain rumah kayu yang sering dipakai adalah desain modern minimalis. Ada pula desain rumah klasik seperti Joglo Jawa yang penuh dengan ukiran.

Selain tampil estetik, desain tersebut menjadi rumah kayu murah dan cocok bagi Anda yang ingin memaksimalkan anggaran. Rumah kayu dengan desain simpel, tentunya lebih mudah dibuat dan proses pengerjaannya terbilang cepat.

Sedangkan rumah kayu dengan desain modern dan lebih rumit, biasanya akan mengeluarkan banyak biaya. Pasalnya, membutuhkan bahan baku yang relatif banyak dan pengerjaannya juga lebih lama.

Banyaknya Ruangan

Harga rumah kayu juga dipengaruhi oleh banyaknya ruangan. Rumah kayu dengan banyak ruangan atau ukurannya lebih luas, biasanya memerlukan banyak anggaran.

Supaya kamu mendapatkan rumah kayu murah, ada baiknya untuk menyesuaikan jumlah ruangan berdasarkan kebutuhan saja. Hal ini juga bisa memaksimalkan penggunaan rumah kayu tersebut, sehingga tidak ada ruangan yang dibiarkan kosong atau tak terpakai.

Banyaknya ukiran pada rumah kayu juga mempengaruhi harga jualnya. Semakin detail ukiran yang diinginkan, sudah barang tentu harganya lebih mahal. Jika Anda ingin lebih hemat lagi, bisa menggunakan rumah kayu polosan. Untuk menambah kesan dan suasana rumah, Anda bisa melakukan finishing hingga memperhatikan penataan furniturenya.

Itulah tadi informasi mengenai faktor yang mempengaruhi harga rumah kayu untuk Anda jadikan pertimbangan sebelum memutuskan membeli atau membangunnya. Pada dasarnya, saat ini terdapat banyak pilihan rumah kayu yang bisa Anda jadikan inspirasi. Antara lain, rumah kayu Harmony Tiny Homes, rumah kayu model rumah The Hobbit, rumah kayu gaya desain Hikari Box, rumah lumbung kayu, hingga rumah kayu The Reagan.


Dari Woloan Hingga Mendunia Rumah Panggung Minahasa

Rumah Panggung Minahasa 

Pembuatan rumah panggung Minahasa telah menjadi industri dan memberikan kehidupan bagi banyak orang di Desa Woloan. Industri yang melestarikan nilai tradisi.

Sebuah pemandangan unik bakal tersaji di jalan menuju Danau Linouw di Kabupaten Tomohon, Sulawesi Utara (Sulut). Saat memasuki sepotong jalan beraspal mulus sekitar tiga kilometer menjelang danau vulkanik seluas 340 hektare itu, mata akan tertuju pada deretan rumah-rumah kayu dengan bentuk dan motif yang nyaris seragam. Rumah-rumah berkelir cokelat dan berbentuk panggung itu tak tampak dihuni manusia, meski dari luar tampilannya seperti rumah baru. Rupanya rumah panggung tadi tidak untuk ditempati melainkan untuk dijual.

Kawasan yang bernama Desa Woloan di Kecamatan Tomohon Barat ini, masyarakatnya dikenal sebagai perajin rumah panggung khas Minahasa. Suara raungan gergaji mesin ditingkahi ketukan pahat dan martil telah menjadi keseharian di desa ini. Begitu pula dengan pemandangan ratusan kayu balok aneka ukuran terhampar di tiap lahan kosong tak jauh dari rumah-rumah panggung yang sedang dikerjakan. Kayu merupakan bahan baku utama untuk pembuatan rumah panggung.

Rumah panggung berukuran lebih kecil dibandingkan dengan rumah panjang di Kalimantan. Mengingat rumah ini hanya dihuni oleh satu keluarga saja. Dalam buku Sejarah dan Kebudayaan Minahasa yang ditulis oleh Jessy Wenas, diceritakan bahwa dulu bangunan rumah adat Minahasa dibuat dengan teknik ikat, yaitu menempel pada pohon yang tinggi. Hal ini dilakukan untuk menghindari banjir dan gangguan binatang buas.

Kemudian, pada 1850 peneliti dari Belanda bernama WR Van Hoevell mencatat adanya perubahan yang terjadi pada rumah adat yang dipakai oleh suku Minahasa. Dari semula menempel pada pohon, kemudian berubah menjadi rumah panggung yang bertahan hingga kini. Dalam bahasa setempat, rumah panggung ini disebut sebagai wale meito'tol atau rumah berpilar balok kayu. Ada juga rumah berpilar batu atau disebut dengan wale weiwangin. Kedua jenis rumah panggung ini merupakan rumah adat suku Minahasa. 

Kayu yang dipakai untuk pembuatan rumah panggung adalah kayu besi (Instia bijuga). Kayu besi dipakai sebagai bahan utama struktur atau rangka rumah sedangkan kayu cempaka (Elmerrillia ovalis) dan kayu nyatoh (Palaquium spp) digunakan untuk melapisi interior atau bagian dalam rumah. Kayu besi dipilih karena tahan terhadap rayap dan memiliki sifat yang kokoh. Selain itu, kayu ini juga awet karena mampu menopang rumah hingga berusia ratusan tahun. Kayu besi umumnya dipasok dari hutan di daerah Bolaang Mongondow, Sulut.


SISTEM BONGKAR PASANG


Rumah panggung ini dibuat dengan sistem bongkar pasang atau rumah kayu sitem bongkar pasang knock-down. Artinya, setiap model rumah dapat dipereteli kembali setelah selesai dibuat. Ada berbagai tipe rumah panggung dibuat para perajin, mulai dari yang berukuran luas 36 meter persegi hingga 200 meter persegi sanggup mereka kerjakan. Para perajin pun dapat mengerjakan rumah panggung dengan bentuk serta ukuran sesuai keinginan si pembeli. Harga jual setiap rumah panggung berbeda-beda, mulai dari puluhan juta bahkan hingga miliaran rupiah.

Rumah panggung memiliki beberapa bagian. Pada ruang depan yang terbuka tanpa dinding disebut dengan loloan (fores). Masuk lebih ke dalam, akan ditemui beberapa ruangan, seperti ruang tamu dan kamar tidur. Ada juga loteng yang digunakan untuk menyimpan hasil panen atau juga digunakan sebagai tempat menjemur pakaian. Pada bagian belakang terdapat ruangan dapur (rarampoan). Dapur dibuat terpisah dari rumah induk untuk menghindari kebakaran.

Rumah panggung Minahasa mempunyai dua tangga, yaitu di bagian kiri dan kanan. Tiang utama rumah disebut dengan ari’i, yang pada bagian atasnya terdapat pintu masuk. Pada bagian badan rumah terdapat jendela (tetemboan) yang diukir hiasan berupa gambar bunga atau tanaman. Konstruksi tumpangan balok yang melintang di atas tumpangan balok memanjang disebut dengan kalawit. Sedangkan konstruksi berbentuk huruf X disebut sumpeleng. Konstruksi-konstruksi tersebut saling berkait dan membentuk pondasi rumah yang kokoh. Uniknya meski bagian-bagian konstruksi direkatkan tanpa menggunakan satu pun paku, saat terjadi gempa, rumah adat Minahasa hanya akan bergeser tanpa mengalami kerusakan pada bagian-bagiannya.

Keunikan bentuk dan coraknya membuat rumah panggung ini diminati banyak orang. Tak hanya menerima pesanan dari sekitar Tomohon, rumah-rumah panggung ini juga banyak diminati pembeli dari sekitar Sulawesi. Bahkan sudah menyebar hingga ke seluruh Nusantara. Tak hanya dipesan oleh pembeli perorangan, para pengelola resor atau villa juga tertarik membeli produk asli dari kawasan sejuk Tomohon ini. Pengiriman rumah bongkar pasang ini juga disertai para tukang kayu yang akan merangkai ulang rumah di lokasi akhir.

Menurut data Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulut, rumah unik ini sudah tersebar di lebih dari 30 negara. Para pembeli datang dari Asia Tenggara, Asia Timur, Eropa, serta Amerika Serikat. Ekspor juga dilakukan ke Tanzania, Australia, Selandia Baru, Maladewa, Argentina, dan Meksiko. “Rumah panggung Woloan diminati pasar ekspor karena memiliki karakteristik dan ciri khas yang berbeda. Apalagi materialnya berasal dari kayu tropis yang terkenal bagus dan kuat,” kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulut Edwin Kindangen seperti dikutip dari Antara.


BAHAN BAKU BERKURANG


Begitu masifnya permintaan rumah panggung minimalis mengancam kelestarian bahan baku kayu besi, nyatoh, dan cempaka. Produksi rumah panggung dari Woloan telah dicoba dengan bahan baku kayu kelapa, akan tetapi kesulitan memasarkannya karena kurang diminati oleh konsumen. Oleh karena itu perlu adanya jenis-jenis kayu lain yang dapat menggantikan (substitusi) ketiga jenis kayu di atas. Tentunya, supaya industri rumah panggung knock-down di Desa Woloan tetap berjalan tanpa mengalami kesulitan pasokan bahan baku kayu.

Jenis kayu substitusi tersebut tentunya harus memiliki sifat-sifat yang relatif sama dengan ketiga jenis kayu sebelumnya terutama sifat fisik dan mekanisnya serta tetap diminati oleh konsumen. Menurut peneliti kehutanan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Sentot Adi Sasmuko, penelitian sifat fisik dan mekanik beberapa jenis kayu pengganti bahan baku rumah panggung Woloan pernah dilakukan oleh Balai Penelitian Kehutanan Manado dan Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan Bogor. Jenis kayu yang diteliti meliputi aliwowos, rorum, bugis, binuang, bolangitang, dan kenari yang berasal dari hutan di Bolaang Mongondow Utara.

Dari hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa kayu aliwowos tergolong paling berat diikuti berturut-turut rorum, bugis, kenari, binuang, dan yang teringan adalah kayu bolangitang. Selain itu keenam jenis kayu tersebut tergolong mempunyai penyusutan yang relatif kecil atau stabil. Sementara itu berdasarkan nilai kerapatan, keteguhan lentur statis maksimum, keteguhan tekan sejajar serat dan keteguhan gesernya, maka kayu aliwowos tergolong kelas kuat I. Sedangkan kayu rorum dan bugis termasuk kelas kuat II. Kayu kenari termasuk kelas kuat III dan binuang dan bolangitang termasuk kelas kuat IV.

Berdasarkan sifat-sifatnya, maka keenam jenis kayu tadi dapat dimanfaatkan bagi keperluan bahan baku pengganti rumah panggung dari Woloan untuk menggantikan jenis-jenis kayu yang selama ini dipakai. Sehingga industri rumah kayu khas Tomohon dan Sulawesi Utara ini tetap lestari dan memberikan kesejahteraan bagi masyarakatnya.


Penulis: Anton Setiawan

Editor: Eri Sutrisno/ Elvira Inda Sari

Redaktur Bahasa: Ratna Nuraini


Sumber: 

https://indonesia.go.id/


Cermin Kebinekaan Indonesia - Toleransi Dari Kampung Tanjung

Kelenteng Kong Fuk Miau
Kelenteng Kong Fuk Miau dan Masjid Jami menjadi ikon simbol kerukunan paling nyata di Provinsi Bangka Belitung. Letak keduanya hanya dipisahkan oleh sebuah jalan kecil.

Jarum jam baru menunjuk pukul 15.10 WIB ketika Wili dan kawan-kawannya menyudahi untuk sementara latihan barongsai mereka di halaman Kelenteng Kong Fuk Miau di Kabupaten Bangka Barat. Jeda itu seiring berkumandang azan sebagai penanda masuknya waktu salat Asar dari pelantang di menara Masjid Jami yang bersebelahan lokasinya.  

Pemuda 22 tahun itu dan teman-temannya pun rehat sambil menyantap pelite, kue khas Bangka Barat. Pelite juga menjadi favorit Presiden RI Pertama Soekarno ketika diasingkan ke Pulau Bangka. Usai beristirahat 10 menit, mereka pun melanjutkan latihan barongsainya.

Itulah sekelumit wajah yang ditampilkan dua ikon cagar budaya di Provinsi Bangka Belitung, Kelenteng Kong Fuk Miau dan Masjid Jami. Kedua rumah ibadah itu letaknya begitu berdekatan, hanya dipisahkan oleh sebuah jalan kecil selebar 4 meter. Lokasi kedua bangunan simbol kerukunan masyarakat Bangka Barat ini berada di Jl Imam Bonjol nomor 1 Kampung Tanjung, Kecamatan Muntok, atau sekitar 1 kilometer dari Pelabuhan Muntok.

Toleransi kehidupan beragama semacam itu menjadi ciri khas bangsa Indonesia yang sudah dikenal luas bukan sebatas teori di atas kertas saja. Hal itu telah dipraktikkan di dalam kehidupan sehari-hari masyarakatnya sejak berabad silam. Tak terkecuali di Muntok, daerah penghasil timah dan lada putih (white pepper) terbaik di dunia sejak era kolonial Belanda.

Muntok dapat dicapai melalui jalur darat dari Pangkalpinang yang merupakan ibu kota Provinsi Bangka Belitung (Babel), selama hampir tiga jam atau sejauh sekitar 140 kilometer. Perjalanan menuju Muntok, ibu kota Bangka Barat, melewati jalan beraspal mulus dan naik-turun karena kontur daerahnya yang berbukit.

Seperti juga daerah lainnya di Bumi Serumpun Sebalai, Melayu dan Tionghoa menjadi dua etnis berpopulasi terbanyak di Muntok. Melayu berpopulasi sekitar 60 persen dari total penduduk Babel, sedangkan etnis Tionghoa mengisi 30 persen dan sisanya adalah Jawa, Sunda, Bugis, Batak, Minangkabau, dan suku lainnya. Namun mereka dipersatukan oleh filosofi lama berbahasa Mandarin yang dipertahankan sampai sekarang, yaitu fan ngin, to ngin, jit jong. Artinya, pribumi, Melayu, Tionghoa, dan semuanya sama serta setara.

KELENTENG KONG FUK MIAU


Orang-orang Tionghoa memasuki Muntok berbarengan dengan dibukanya kota di pesisir Bangka itu sebagai pusat perdagangan timah era 1721-1756. Menurut sejarawan setempat, Akhmad Elvian, dalam Kampoeng di Bangka, kehadiran etnis Tionghoa kian hari bertambah banyak, terlebih ketika Sultan Ahmad Najamuddin Adikusumo memerintah Kerajaan Sriwijaya pada 1757-1776. Sultan meyakini, orang-orang asal daratan Tiongkok dinilai lebih terampil dan sudah menguasai teknologi penambangan dan pengolahan timah.

Seiring waktu, orang-orang etnis Tionghoa asal Provinsi Guangdong, Tiongkok, yang berada sana memerlukan rumah ibadah untuk bersembahyang. Maka pada 1820, dimulailah pembangunan Kelenteng Kong Fuk Miau saat Dinasti Qing berkuasa di Tiongkok dan menjadi rumah ibadah pertama etnis Tionghoa di Muntok.

Dalam bahasa Hakka, kelenteng seluas 2.280 meter persegi dengan atap berbentuk pelana (saddleback-roof) itu dilafalkan sebagai Guang Fu Miao, ini merupakan gabungan dari kata Guang yang merujuk kepada Guangdong, Fu untuk daerah Fujian (Tiongkok). Sedangkan Miao berarti kuil peribadatan. Pada awalnya bangunan Kelenteng Kong Fuk Miau dibangun menggunakan kayu dan berlantai tanah. Terdapat dua pagoda bertingkat tujuh di sisi timur laut dan tenggara halaman depan kelenteng.

Seperti dikutip dari website Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Bangka Barat, bangunan kelenteng yang didominasi warna merah dan kuning serta menghadap ke arah timur ini berbentuk persegi panjang. Ukurannya yaitu panjang 13,7 meter dan lebar 24,6 meter serta tinggi 7,1 meter. Saat renovasi pertama pada Februari 1977, seluruh dinding kayu diganti menjadi tembok dan tiang beton. Lantainya pun diubah menjadi keramik supaya tidak mudah becek ketika terkena air hujan. 

MASJID JAMI


Sekitar empat meter di sisi kiri kelenteng terdapat Masjid Jami dan menjadi bangunan rumah ibadah umat Muslim tertua di Muntok. Pembangunannya terpaut 63 tahun lebih muda dari kelenteng atau sekitar 1883 atau bertepatan pada 19 Muharam 1300 Hijirah. Masjid berdiri di atas lahan wakaf milik tokoh masyarakat setempat, Tumenggung Arifin dan H Muhammad Nur seluas 7.500 meter.

Saat pembangunannya turut dibantu oleh masyarakat Tionghoa termasuk para saudagar mualaf, selain dari umat Muslim Muntok sendiri. Keterlibatan masyarakat Tionghoa dalam membangun masjid tak lepas dari peran Mayor Chung A Thiam yang turut memimpin pembangunan bersama tokoh Muslim setempat. Ia adalah petinggi militer yang diangkat kolonial Belanda untuk memimpin etnis Tionghoa di Muntok, dan kediamannya hanya berjarak 700 meter dari kedua rumah ibadah itu. Ia turut menyumbang empat tiang utama masjid yang terbuat dari kayu ulin (Eusideroxylon zwageri).

Pembangunan masjid berkelir hijau dan putih tersebut memakan waktu tiga tahun dan resmi dipakai untuk ibadah pada tahun 1887. Arsitektur Masjid Jami kental dengan nuansa Melayu, Tiongkok, dan Eropa. Tangga di sisi kiri dan kanan bagian depan masjid modelnya mirip seperti pada rumah-rumah etnis Melayu. Bagian atapnya terdapat pengaruh bangunan masjid kuno di tanah Jawa yang berbentuk limas. Sedangkan harmoni gaya Eropa terdapat pada model tiang penyangga, pintu, dan jendela masjid yang tinggi dan bukaan lebar.

Aroma Tionghoa diadopsi pada model menara segilima enam tingkat yang dibangun belakangan bersama bangunan pesantren dan gedung pertemuan. Sepintas bentuk menara ini makin mengecil pada puncaknya dengan atap sedikit melengkung dan mengingatkan kita dengan bentuk pagoda. Keunikan arsitekturnya membuat Proklamator Bung Karno saat diasingkan di Bukit Menumbing, yang jaraknya sekitar 20 menit, beberapa kali mampir untuk salat di Masjid Jami.

SIMBOL KERUKUNAN


Kelenteng Kong Fuk Miau dan Masjid Jami menjadi ikon simbol kerukunan paling nyata yang ada di Bangka Belitung. Demikian dituturkan oleh pengurus masjid, Ustaz Fahmi, dan Juru Pelihara Kelenteng Kong Fuk Kiong, Paularita. Jika ada kegiatan di masjid seperti pengajian dan salat tarawih yang berbenturan dengan jadwal perayaan di kelenteng, maka pengurus kelenteng bertoleransi. Misalnya, pembukaan perayaan sengaja meniadakan atraksi tari barongsai.

Ustaz Fahmi pun menyebut, volume pelantang masjid cenderung dikecilkan ketika digelar pengajian bersamaan di kelenteng sedang ada perayaan. "Kami selalu saling memberitahukan kegiatan di rumah ibadah masing-masing. Sebab, semua itu bisa dibicarakan dan dimusyawarahkan. Itu yang membuat kami dapat menjaga keharmonisan hubungan kedua agama," ucap Ustaz Fahmi.

Ketika pihak kecamatan menggelar kerja bakti membersihkan lingkungan, kedua pengurus rumah ibadah selalu diajak bertukar posisi membersihkan kawasan rumah ibadah. Pengurus kelenteng akan diarahkan membersihkan pekarangan Masjid Jami dan demikian sebaliknya. "Sejak dulu kami selalu rukun dan sudah tertanam dari nenek moyang kami. Kita tinggal meneruskan saja," kata Paularita.

Ustaz Fahmi, Paularita, serta Wili mewakili umatnya masing-masing, telah mengajarkan kepada kita sebuah kesadaran akan kebutuhan untuk saling menghargai antaretnis dan antarpemeluk agama. Modal toleransi itulah yang membuat Muntok tetap mampu merawat kebinekaannya sampai hari ini.

Penulis: Anton Setiawan
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari

Sumber 
https://indonesia.go.id/

Filosofi Unik Rumah Limas

Rumah Limas
Rumah Limas adalah rumah tradisional Provinsi Sumatera Selatan. Gaya Rumah Limas seperti model rumah panggung limas, memiliki lima tingkat yang berfilosofi dengan menyesuaikan geografi, dan kepercayaan masyarakat setempat.

RUMAH LIMAS

Sesuai dengan namanya, Rumah Limas adalah rumah tradisional berbentuk limas yang dibuat dengan gaya panggung. Bangunan khas daerah Palembang ini dibangun bertingkat. Kumpulan tingkat-tingkatnya disebut masyarakat sebagai Bengkalis yang memiliki makna tersendiri. Luasan Rumah Limas berkisar mulai dari 400 hingga 1000 meter persegi, sering kali dipinjamkan pemilik rumah untuk digunakan sebagai tempat pesta pernikahan dan acara adat.

Hampir seluruh bagian dari Rumah Limas terbentuk dari kayu. Pemilihan kayu dilakukan bukan tanpa sebab, namun menyesuaikan dengan karakter kayu dan kepercayaan masyarakat di Sumatera Selatan. Uniknya, jenis kayu-kayu yang digunakan merupakan kayu unggulan dan dikabarkan hanya tumbuh subur di daerah yang beribukota di Palembang.

Untuk bagian pondasi biasanya menggunakan kayu unglen, kayu yang berstruktur kuat dan tahan air. Sedangkan bagian kerangka rumah, digunakan kayu Seru. Kayu ini cukup langka dan sengaja tidak digunakan untuk bagian bawah rumah karena dalam kebudayaan masyarakat, kayu Seru dilarang untuk diinjak dan dilangkahi.

Khusus dinding, lantai, jendela, dan pintu menggunakan kayu Tembesu, yang mempunyai keunggulan dari segi ekologi dan ekonomi. Kentalnya budaya Sumatera Selatan bisa terlihat dari seni ukiran dan ornamen pintu, dinding, maupun atap Rumah Limas yang menggambarkan nilai-nilai kebudayaan setempat. 

TINGKATAN RUMAH LIMAS

Rumah Limas model rumah panggung minimalis memang mempunyai banyak filosofis yang mendalam, terdiri dari lima tingkat dengan makna dan fungsi yang berbeda-beda. Lima tingkatan ruangan diatur menggunakan filosofi Kekijing, dimana setiap ruangannya diatur berdasarkan penghuninya, yaitu usia, jenis kelamin,  bakat, pangkat, serta martabat.

Tingkat pertama atau disebut Pagar Tenggalung merupakan ruangan terhampar luas tanpa dinding pembatas. Ruangan seperti beranda ini difungsikan untuk tempat menerima para tamu yang datang pada saat acara adat. Uniknya, orang luar tidak bisa melihat aktivitas didalam ruangan. Sedangkan dari dalam bisa melihat suasana diluar. Hal menarik lainnya adalah lawang kipas atau pintu yang jika dibuka akan membentuk langit-langit ruangan.

Tingkat kedua atau disebut Jogan merupakan tempat berkumpul diperuntukkan bagi anggota keluarga pemilih rumah yang berjenis kelamin laki-laki. Masuk lebih dalam atau pada Kekijing ketiga, lebih memiliki privasi dibanding ruangan sebelumnya. Posisi lantainya lebih tinggi dan bersekat. Ruangan tingkat tiga ini hanya digunakan oleh tamu undangan khusus ketika pemilik rumah sedang mengadakan hajat.

Khusus orang yang dihormati dan memiliki ikatan darah dengan pemilih rumah, dipersilahkan untuk ke tingkat keempat. Seperti para Dapunto dan Datuk, tamu undangan yang dituakan. Terakhir, tingkat kelima atau disebut Gegajah memiliki ruangan paling luas dibanding ruangan lainnya. Ruangan ini lebih istimewa dan lebih bersifat privasi, hanya dimasuki oleh orang yang mempunyai kedudukan sangat tinggi dalam keluarga maupun masyarakat. Di dalamnya terdapat undukan lantai untuk bermusyawarah yang disebut Amben, dan kamar pengantin jika pemilik rumah mengadakan pernikahan.

Jika melihat bagian atas atap, terlihat ornamen simbar berbentuk tanduk dan melati. Selain sebagai ornamen, simbar ini berfunsi sebagai penangkal petir. Melati melambangkan keagungan dan kerukungan, simbar dua tanduk berarti Adam dan Hawa, tiga tanduk berarti matahari-bulan-bintang, empat tanduk berarti sahabat nabi, dan simbar dengan lima tanduk melambangkan rukun Islam.

Fakta menarik lainnya, Rumah Limas dibangun menghadap ke arah timur dan barat. Bagian yang mengarah ke barat disebut dengan Matoari Edop atau berarti matahari terbit yang melambangkan kehidupan baru. Sedangkan yang menghadap ke timur disebut dengan Matoari Mati yang berarti matahari terbenam atau melambangkan akhir dari kehidupan.

Kini, Rumah Limas memang sudah jarang dibangun sebagai tempat tinggal. Namun, bukan berarti sudah tidak ada lagi Rumah Limas. Setelah mengenal dan mengetahui fakta Rumah Limas, bagi pengunjung yang penasaran ingin melihat langsung rumah adat ini, bisa berkunjung ke Museum Balaputera Dewa di Jalan Srijaya Negara I, Kota Palembang. (K-MP)


Sumber 

https://indonesia.go.id/


Desain Rumah Panggung Minimlis dan Modern

Rumah panggung minimalis merupakan perpaduan antara desain rumah panggung tradisional dan gaya minimalis modern. Desain ini menawarkan kepua...